NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa kembar bernama NASA’s Radiation Belt Storm Probes (RBSP) ke orbit pada Kamis, 30 Agustus 2012 pukul 4:05 a.m waktu setempat dari Cape Carnaval Air Force Station di Florida dengan menggunakan roket Atlas V. Satelit kembar tersebut diluncurkan untuk mempelajari radiasi di Sabuk Van Allen.
"Para ilmuwan akan mempelajari secara rinci bagaiaman sabuk radiasi Van Allen berisi partikel-partikel bermuatan, apa yang menyebabkan mereka berubah, dan bagaiaman hal tersebut mempengaruhi atmosfer di Bumi," ucap John Grunsfeld, administrator NASA’s Science Mission Directorate at Headquarters di Washington. Informasi tersebut sangat berharga sebab kita akan lebih tahu bagaimana melindungi satelit kita di orbit dari radiasi dan bagaimana keadaan di luar angkasa berpengaruh pada sistem komunikasi dan teknologi di Bumi.
Hal tidak terduga sebelumnya, Melalui pesawat ruang
angkasa ini telah ditemukan sabuk radiasi singkat, dimana sebelumnya tidak
diketahui ada di sekitar bumi kita.
NASA mengatakan
penemuan ini merupakan salah satu keberuntungan. Pasalnya, hanya tiga hari setelah satelit Van Allen Probe
diluncurkan, tim peneliti ilmuwan planet yang dipimpin Daniel Baker meminta teleskop
Relativistic Electron Proton Telescope (REPT) diaktifkan lebih awal dari yang
dijadwalkan. Maksudnya, agar pengamatan tim ini akan melengkapi misi lain
mereka yang disebut SAMPLEX. Namun, yang terjadi adalah hal tak terduga.
Instrumen REPT menangkap pemandangan sejumlah penambahan partikel energi tinggi yang terperangkap di antara dua sabuk radiasi Van Allen. Energi dari sabuk radiasi misterius itu terkepung, sekitar 11.900 sampai 13.900 ribu mil di atas permukaaan Bumi.
"Kami mulai
bertanya-tanya, apakah ada sesuatu yang salah dengan instrumen kami" kata
Shri Kanekal, ilmuwan yang juga deputi misi Van Allen Probe.Instrumen REPT menangkap pemandangan sejumlah penambahan partikel energi tinggi yang terperangkap di antara dua sabuk radiasi Van Allen. Energi dari sabuk radiasi misterius itu terkepung, sekitar 11.900 sampai 13.900 ribu mil di atas permukaaan Bumi.
"Kami memeriksa segalanya, tapi tidak ada yang salah. Sabuk ketiga berjalan indah, hari demi hari, minggu demi minggu, selama empat minggu," tambahnya. Pada 1 Oktober, sabuk ketiga ini lenyap. Diduga karena gelombang kejut antar planet yang kuat dari angin matahari. Waktu pembentukannya, letusan matahari besar yang terjadi pada 31 Agustus 2012 mungkin juga menjadi salah satu pemicu pembentukannya.
0 komentar:
Posting Komentar