Pesawat ulang-alik (bernama
resmi: Space Transportation System atau STS; lebih populer dengan
NASA's Space Shuttle atau Space Shuttle saja) adalah pesawat luar
angkasa milik Amerika Serikat yang digunakan dalam misi penerbangan luar
angkasa berawak. Pesawat ulang alik – tidak seperti pesawat luar
angkasa lainnya – badan utama pesawat ulang-alik dapat digunakan kembali
di lain waktu. Pesawat jenis ini hanya dimiliki oleh NASA, badan
antariksa Amerika, dalam beberapa jenis. Sempat dibuat 5 buah, di mana
sekarang tinggal tiga. Modul pesawat, terbang secara vertikal dan
biasanya membawa tiga sampai lima astronot (walaupun pernah mengangkut 8
astronot dan masih cukup sampai 11 astronot dalam keadaan darurat) dan
muatan sampai seberat 50.000 lb, 22.700 kg menuju orbit rendah bumi
(thermosfer) dan terlebih dahulu transit di ISS (International Space Station) Ketika misi selesai pesawat akan menyalakan pendorongnya
sendiri untuk kembali menuju atmosfer bumi, pendorong akan dimatikan
ketika pesawat sudah di dalam atmosfer bumi dan pesawat akan melayang
selama perjalannya sampai akhirnya mencapai permukaan lagi.
1.Bahan pembuat pesawat ulang alik
Bahan pembuatan pesawat ini sangat khusus biasa disebut Orbiter Thermal Protection System
Ketika pesawat memasuki atmosfer bumi,kecepatanya lebih dari 17.000 mph/27.355km/jam. gesekan dengan atmosfer menghasilkan
suhu permukaan eksternal setinggi 3.000
derajat Fahrenheit /1.648 derajat celcius, jauh di atas titik leleh
baja. Perisai panas khusus diperlukan untuk melindungi
kendaraan dan penghuninya. Meskipun pesawat
dibangun menggunakan konstruksi sangat maju, tetapi rangka pesawat hanya terbuat dari aluminium dan hanya dapat bertahan 350 derajat Farenheit(atau sekitar)176 derajat celcius.
Disinilah peran ubin pelindung sangat penting. Ubin yang terbuat dari keramik silika dicampur serat karbon(RCC), (Campuran ini tetap menjadi rahasia NASA).Ubin ini direkatkan pada pesawat dengan menggunakan lem khusus(kalo pake baut pasti bautnya meleleh juga ,gan)
Pada Pesawat Ulang AlikColumbia memiliki lebih dari 32.000 ubin bawah dan atas.Keistimewaan Ubin ini adalah mampu meredam panas sangat cepat,bahkan Bisa dipegang dengan tangan telanjang pada sat masih merah membara.
Bahan pembuatan pesawat ini sangat khusus biasa disebut Orbiter Thermal Protection System
Ketika pesawat memasuki atmosfer bumi,kecepatanya lebih dari 17.000 mph/27.355km/jam. gesekan dengan atmosfer menghasilkan
suhu permukaan eksternal setinggi 3.000
derajat Fahrenheit /1.648 derajat celcius, jauh di atas titik leleh
baja. Perisai panas khusus diperlukan untuk melindungi
kendaraan dan penghuninya. Meskipun pesawat
dibangun menggunakan konstruksi sangat maju, tetapi rangka pesawat hanya terbuat dari aluminium dan hanya dapat bertahan 350 derajat Farenheit(atau sekitar)176 derajat celcius.
Disinilah peran ubin pelindung sangat penting. Ubin yang terbuat dari keramik silika dicampur serat karbon(RCC), (Campuran ini tetap menjadi rahasia NASA).Ubin ini direkatkan pada pesawat dengan menggunakan lem khusus(kalo pake baut pasti bautnya meleleh juga ,gan)
Pada Pesawat Ulang AlikColumbia memiliki lebih dari 32.000 ubin bawah dan atas.Keistimewaan Ubin ini adalah mampu meredam panas sangat cepat,bahkan Bisa dipegang dengan tangan telanjang pada sat masih merah membara.
Pesawat Orbiter bersayap Delta dengan mesin pengorbit
1. Pesawat Orbiter bersayap Delta dengan mesin pengorbit
2. Tangki bahan bakar luar (External Tank/ Drop Tank)
3. Roket pendorong berbahan bakar padat (twin solid rockets booster)
Bagian-bagian pesawat Ulang Alik / Orbiter dan fungsinya.
1. Lambung depan, berfungsi sebagai kabin awak dan peralatan kendali pesawat.
2. Lambung tengah, berfungsi sebagai ruang barang dan ruang roda pendaratan.
3.
Lambung belakang, berfungsi penopang tiga mesin utama pesawat dan
terdapat sirip di bawah mesin untuk mengubah sudut penerbangan
4. Sayap, berfungsi sebagai kendali manuver pesawat, baik pada saat terbang maupun mendarat
5. Ekor berfungsi sebagai sirip/daun kemudi pesawat
Tahap peluncuran pesawat Ulang Alik
1.
Mesin pendorong utama berbahan bakar cair dan roket pendorong berbahan
bakar padat menyala secara bersamaan, sehingga membangitkan 31 juta
newton tenaga untuk lepas landas
2.
Sesudah beberapa menit (± 2 menit) ketika bahan bakar pada roket
pendorong habis (SRB) terbakar dan telah mencapai kecepatan lebih dari 4800
Km/jam, roket pendorong dilepas dari pesawat dan jatuh ke dalam samudra
dengan parasut untuk diisi dan gunakan kembali, sedangkan tangki bahan
bakar eksternal dilepas ketika akan memasuki lapisan Atmosfir.
3. Sesudah pesawat melewati lapisan Atmospir, pesawat Ulang Alik menuju Orbitnya.
4.Sesudah misi selesai maka pesawat kembali ke bumi dan terbang layaknya pesawat supersonik.
Sudut masuk ke atmosfir dan rute pendaratan (atmosphere entry procedure)
Tidak seperti meteorit yg masuk nyaris tegak lurus ke bumi, pesawat ulang-alik masuk sambil memutari bumi dengan metode skipping (mirip kalau anda lempar batu pipih ke permukaan air dan batu itu bisa meloncat2 dulu dipermukaan sebelum masuk kedalam air).
Kemudian ia mengikuti arah rotasi bumi dan berusaha masuk ke atmosfir dengan sudut yg sedatar mungkin (nyaris sejajar dengan permukaan bumi) dan turun pelan2 sambil mengurangi kecepatan (jangan sampai di atmosfir yg molekul udaranya udah padat, masih berkecepatan tinggi), hingga bisa meminimalisir friksi/gesekan antara atmosfir dan tubuh pesawat.
Sudut masuk ke atmosfir dan rute pendaratan (atmosphere entry procedure)
Tidak seperti meteorit yg masuk nyaris tegak lurus ke bumi, pesawat ulang-alik masuk sambil memutari bumi dengan metode skipping (mirip kalau anda lempar batu pipih ke permukaan air dan batu itu bisa meloncat2 dulu dipermukaan sebelum masuk kedalam air).
Kemudian ia mengikuti arah rotasi bumi dan berusaha masuk ke atmosfir dengan sudut yg sedatar mungkin (nyaris sejajar dengan permukaan bumi) dan turun pelan2 sambil mengurangi kecepatan (jangan sampai di atmosfir yg molekul udaranya udah padat, masih berkecepatan tinggi), hingga bisa meminimalisir friksi/gesekan antara atmosfir dan tubuh pesawat.
0 komentar:
Posting Komentar